KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyasehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ”Model Pembelajaran Group
Investigation” dengan baik dan lancar. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran (SBM), Bapak Tata Somantri,
S.Ag., M.Pd.I. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang
penyusun peroleh dari buku panduan serta informasi dari media massa. Tidak lupa
penyusun ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran (SBM), atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan makalah
ini. Selain itu penyusun ucapkan terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa
yang telah mendukung sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Penyusun
mengharapkan, melalui membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penyusun umumnya bagi
pembaca. Kami sangat merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Ciamis 19 Desember 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Prinsip Penggunaannya
C. Kelebihan Dan Kekurangan
D. Langkah-langkah Penerapan
E. Materi PAI Yang Sesuai
F. Cara Mengevaluasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam
kegiatan pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar
agar tidak menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di
kelas. Selain itu, tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran
ini agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan
efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus
terus mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran.
Tapi sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan
metode pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat
diterapkan yang sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode pembelajaran
kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan
secara jelas dan terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk
menerapkan metode ini di kemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Height menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi
secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses
penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan
hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena
dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan demikian
akan dapat dibiasakan untuk lebih mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan
membuat siswa untuk lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau gagasan,
serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusinya
di kelas Model Pembelajaran Group
Investigation adalah suatu tipe Model Pembelajaran Berbasis (Proyek
Project-based Learning). Group Investigation merupakan salah satu
bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan
aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau
siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan,
baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group
Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir
mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Pengembangan belajar koorperatif GI didasarkan atas suatu premis bahwa
proses belajar disekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan
intelektual, dan proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua
domain tersebut. Oleh karena itu, GI tidak dapat diimplementasikan kedalam
lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya diaolog
interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif pembelajaran).
Aspek sosial-afektif kelompok, pertukaran intelektualnya, dan materi yang
bermakna, merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan
terhadap usaha-usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif
diantara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika pembelajaran
dilakukan lewat kelompok-kelompk belajar kecil.
Kesuksesan implementasi teknik koopertif GI sangat tergantung dari
pelatihan awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas
akademik harus diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok
untuk memberikan berbagai macam kontribusinya, bukan hanya sekadar didesain
untuk mendapat jawaban dari suatu pertanyaan yang bersifat faktual (apa, siapa,
di mana, atau sejenisnya).
Model ini lebih menekankan pengembangan kemampuan memecahkan permasalahan
dalam suasana yang demokratis dimana pengetahuan tidak diajarkan secara
langsung kepada siswa, tetapi diperoleh melalui proses pemecahan masalah.
B.
PRINSIP
PENGGUNAANNYA
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran
Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:
a.
Untuk meningkatkan kemampuan
kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju
suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung
kreativitas.
b.
Komponen emosional lebih penting
daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang irasioanl,
dan
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan harus lebih dahulu
memahami komponen emosional dan irrasional.
Siti Maesaroh mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group
Investigation adalah :
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat
kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari
informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas. Kemudian
siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk
mengerjakan lembar kerja.
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka
butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan
proyek mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara
kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa
mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan
dalam interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu.
Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang
mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya di depan kelas.
C.
KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN
Ø Kelebihan Model
Pembelajaran GI
Setiawan mendeskripsikan
beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1.
Secara Pribadi
·
Dalam proses belajarnya dapat
bekerja secara bebas
·
Memberi semangat untuk berinisiatif,
kreatif, dan aktif
·
Rasa percaya diri dapat lebih
meningkat
·
Dapat belajar untuk memecahkan dan
menangani suatu masalah
2.
Secara Sosial / Kelompok
·
Meningkatkan belajar bekerja sama
·
Belajar berkomunikasi baik dengan
teman sendiri maupun guru
·
Belajar berkomunikasi yang baik
secara sistematis
·
Belajar menghargai pendapat orang
lain
·
Meningkatkan partisipasi dalam
membuat suatu keputusan
Ø Kekurangan
Model Pembelajaran GI
·
Sedikitnya materi yang tersampaikan
pada satu kali pertemuan
·
Sulitnya memberikan penilaian secara
personal
·
Tidak semua topik cocok dengan model
pembelajaran GI. Model pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik
yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami
sendiri
·
Diskusi kelompok biasanya berjalan
kurang efektif.
Menurut Pieget bahwa pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk
perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara
langsung, perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya
dengan teman-teman setingkat. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan
model pembelajaran GI ini, kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik daripada
pembelajaran secara ekspositori.
D.
LANGKAH-LANGKAH
PENERAPAN
Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang
biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya
diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task
oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok
heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,
tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang
telah dipilih dari langkah (1) diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (2).
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan
variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber
baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus
mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah (3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian
yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik
yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai
suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok
dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok
terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup
tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan
metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut.
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode
Group Investigation.
Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam
kelompok.
|
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang
akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
|
Tahap II
Merencanakan tugas.
|
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat
perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa
yang akan dipakai.
|
Tahap III
Membuat penyelidikan.
|
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat
kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam
mencapai solusi masalah kelompok.
|
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir.
|
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di
depan kelas.
|
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir.
|
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
|
Tahap VI
Evaluasi.
|
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan
dipresentasikan.
|
E.
MATERI PAI YANG
SESUAI
Penerapan model ini diawali dengan pengajuan suatu permasalahan, terutama
permasalahan sosial yang hangat, mengandung pro dan kontra. Selanjutnya
dilakukan pembahasan terhadap masalah itu dari berbagai segi, diikuti dengan
identifikasi berbagai topik yang perlu dikaji lebih lanjut dan pembagian
kelompok untuk mengkaji topik-topik tersebut dengan menggunakan berbagai
sumber.
Dengan demikian pemakalah sepakat materi PAI yang cocok digunakan untuk
menerapkan metode GI ini yaitu Materi Akidah Akhlak yang mana kajian
pembahasannya banyak berhubungan langsung dengan lingkungan sosial siswa.
Sehingga dapat mempermudah kegiatan observasi yang akan dilakukan oleh siswa.
Dalam hal ini pemakalah mengambil sub bagian pembahasan tentang Akhlak Terpuji
yang meliputi diantaranya : Kreatif, Dinamis, Sabar, Tawakal, Bijaksana, Amanah
dan Mengembangkan sikap berorientasi masa depan (Futuristik).
Selain itu, Materi pelajaran umum yang cocok menggunakan metode GI
adalah sejarah, geografi, pelajaran biologi tentang hutan hujan dan ekologi,
dan tidak sesuai untuk mata pelajaran eksak.
F.
CARA
MENGEVALUASI
Pada tahap pengevaluasian ini kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran
sebagai berikut :
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan
yang telah mereka lakukan dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, (misal:
siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan)
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran
yang telak dilaksanakan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu
atau kelompok, atau keduanya.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman
(misalnya: guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus
mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah pemakalah paparkan dalam makalah ini. Maka dapat
kami disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif
dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
kompleks, diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran
yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa
dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong
siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan pemaparan pemakalah mengenai model pembelajaran GI
tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk
belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir
tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan
demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan
pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan
tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
Http://Akbar-Iskandar.Blogspot.Com/2011/05/Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Group.Html. (Diakses tgl
06 Mei 2012, jam 21:33)
Http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/. (Diakses Tgl
18 Maret 2012, Jam 21:15)
Http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/.
(Diakses tgl 25 Maret 2012, Jam 23:21)
http://kridawebster.blogspot.com
Http://Hayardin-Blog.Blogspot.Com/2012/04/Model-Pembelajaran-Group-Investigation.Html (Diakses tgl
18 Maret 2012, jam 21:00)
Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, 1991, Model-model Mengajar CBSA,
Bandung : CV Sinar Baru
Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers
Siti Maesaroh, 2005, Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa,
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Trianto, 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka
Udin S. Winaputra. 2001, Model Pembelajaran Inovatif,
Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1
0 komentar:
Posting Komentar