Nama Mahasiswa : Krida Salsabila
NIM : 13.03.2889
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Kelas : 6 B
Nama Mata Kuliah : Pengembangan Silabus
Dosen Pengampu : Dr. H. Dadang Gani, S.Pd.I., M.Ag.
Waktu :
KATA
PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim ….
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.…
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul: “Pengembangan
Silabus Berkelanjutan.”
Dalam pengerjaan makalah ini, kami kerjakan dengan
semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang kami miliki, berusaha agar
dapat menghasilkan makalah yang terbaik, walaupun demikian kami menyadari bahwa hasil penulisan makalah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi kami di masa
yang akan datang.
Juga dengan rasa hormat menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu baik berupa moril
maupun materil dalam penulisan makalah ini, terutama kepada dosen khususnya
dosen mata kuliah:"Pengembangan Silabus, yaitu Dr. H. Dadang Gani,
S.Pd.I., M.Ag.”
Akhir kata dari kami, semoga keberadaan makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan khususnya
bagi kami selaku penyusun.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb…
Ciamis,
Mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Penulisan
D. Metode
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Prosedur Penyusunan Silabus Berkelanjutan
B. Prosedur
Penyusunan Bahan Pembelajaran
C. Contoh
Model Silabus Berkelanjutan
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana untuk
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai
dengan merencanakan program pengajaran lebih baik, terperinci dan terencana.
Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan perangkat pemelajaran. Perangkat
pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang keberhasilan pembelajaran di
kelas yang berisi mengenai infornasi proses pembelajaran di kelas. Perangkat
pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media dan
sumber belajar. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengembangan silabus
untuk pembelajaran yang lebih baik.
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan
pembelajaran danpengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu
mata kuliah. Silabusini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran
standar kompetensike dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Dengan demikian
pengembangan silabus ini minimal harus mampu menjawab apakah yang harus
dimiliki oleh peserta didik,bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut, dan
bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi
itu.Silabus akan sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi
petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik. Selain itu, juga menerangkan tentang kegiatan
belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan dalam proses
pembelajaran kepada peserta didik. Dengan berpedoman pada silabus diharapkan
pengajar akan dapat mengajar lebih baik, tanpa khawatir akan keluar dari
tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari
sistem evaluasi yang seharusnya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa
saja prosedur penyusunan silabus berkelanjutan?
2. Apa saja prosedur penyusunan bahan pembelajaran?
3. Apa saja contoh model silabus berkelanjutan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui karakteristik pemimpin dalam islam.
2. Untuk
mengetahui cara memilih pemimpin dalam islam.
3. Untuk
mengetahui akhlak kepemimpinan dalam
islam.
4. Untuk
mengetahui peraturan pemimpin menurut islam.
D. Metode
Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini metode penulisan yang kami gunakan adalah metode
kepustakaan, dengan mencari bahan-bahan materi dari berbagai sumber, baik media
cetak ataupun internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosedur Penyusunan Silabus
Berkelanjutan
Prosedur
penyusunan silabus berkelanjutan ada beberapa macam antara lain:
1.
Prinsip Pengembangan Silabus
· Ilmiah (Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan)
·
Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran
dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik)
· Sistematis (Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi
· Konsisten (Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD,
indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta
teknik dan instrumen penilaian)
· Memadai (Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian KD)
· Aktual dan Kontekstual (Cakupan indikator, materi
pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi)
· Fleksibel (Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
kebutuhan masyarakat)
· Menyeluruh (Komponen silabus mencakup
keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor)
2.
Unit Waktu Silabus
· Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi
waktu yang disediakan untuk setiap mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan
di tingkat satuan pendidikan.
· Penyusunan silabus suatu mata pelajaran
memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per
tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3.
Pengembangan Silabus
· Pengembangan silabus dilakukan oleh kelompok guru mata
pelajaran sejenis pada satu sekolah atau beberapa sekolah pada kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
4. Komponen Silabus
· Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak
dikuasai, meliputi :
a. SK
b. KD
c. Indikator
d. Materi Pembelajaran
· Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi,
memuat pokok pokok kegiatan dalam pembelajaran.
·
Komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian
kompetensi, mencakup :
a. Teknik Penilaian :
*Jenis Penilaian
*Bentuk Penilaian
b. Instumen Penilaian
·
Komponen Pendukung, terdiri dari :
a. Alokasi waktu
b. Sumber belajar
5. Langkah-Langkah
Pengembangan Silabus
·
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
·
Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
·
Melakukan Pemetaan Kompetensi
·
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
·
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
·
Penentuan Jenis Penilaian
·
Menentukan Alokasi Waktu
·
Menentukan Sumber Belajar
·
Pengembangan Silabus Berkelanjutan
6. Mengkaji Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar
·
Keterkaitan antara SK dan KD dalam mata
pelajaran
·
Keterkaitan antar KD pada mata
pelajaran
·
Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi
7. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
·
Mengidentifikasi materi
pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan:
a) Potensi peserta didik
b) Karakteristik mata pelajaran
c) Relevansi dengan karakteristik
daerah
d) Tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spritual peserta didik
e) Kebermanfaatan bagi peserta didik
f) Struktur keilmuan
g) Aktualitas,
kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
h) Relevansi dengan kebutuhan peserta
didik dan tuntutan lingkungan
i) Alokasi waktu.
8. Melakukan Pemetaan Kompetensi
·
Mengidentifikasi SK, KD dan materi pembelajaran
·
Mengelompokkan SK, KD dan materi pembelajaran
·
Menyusun SK, KD
9. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
·
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah:
a) Disusun untuk memberikan bantuan
kepada para pendidik (guru), agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
b) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk
mencapai KD.
c) Penentuan urutan kegiatan
pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
d) Rumusan
pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan
peserta didik dan materi.
10. Merumuskan Indikator Pencapaian
Kompetensi
· Indikator merupakan penanda pencapaian
KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
· Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah
dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
· Kata Kerja Operasional (KKO) indikator
dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke
jauh, dan dari konkret ke abstrak (bukan sebaliknya).
·
Kata kerja operasional
pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional
indikator.
11. Penentuan Jenis Penilaian
·
Penilaian pencapaian KD peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator.
· Penilaian dilakukan dengan menggunakan
tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, dan penilaian diri.
12. Menentukan Alokasi Waktu
· Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat
kepentingan KD.
· Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang beragam.
13. Menentukan Sumber Belajar
· Sumber belajar adalah rujukan, objek
dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa
media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penulisan buku sumber harus sesuai kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia.
· Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
14. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
· Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
menentukan bahan ajar dalam berbagai bentuk (Lembar Kerja Siswa, Lembar Tugas
Siswa, Lembar Informasi, dan lain-lain), sesuai dengan strategi pembelajaran
dan penilaian yang akan digunakan.
B. Prosedur Penyusunan Bahan Pembelajaran
Prosedur
Penyusunan Bahan pembelajaran antara lain:
1. Memahami Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan, Silabus, Program Semester, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Langkah pertama yang harus dilakukan
dalam menyusun bahan pembelajaran adalah memahami standar isi (Permen 22/2006)
berarti memahmai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini telah
dilakukan guru ketika menyusun silabus, program semester, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Memahami standar kompetensi lulusan (Permen 23/2006)
juga telah dilakukan ketika menyusun silabus. Walaupun demikian, ketika
menyusun bahan pembelajaran, dokumen-dokumen tersebut perlu dihadirkan dan
dibaca kembali. Hal itu akan membantu penyusun bahan ajar dalam mengaplikasikan
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Selain itu, penyusunan bahan
ajar akan terpandu ke arah yang jelas, sehingga bahan ajar yang dihasilkan
benar-benar berfungsi.
2. Mengidentifikasi Jenis Bahan
Pembelajaran Berdasarkan Pemahaman terhadap Poin
Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran dilakukan agar penyusun bahan
pembelajaran mengenal dengan tepat jenis-jenis materi pembelajaran yang akan
disajikan. Jenis materi pelajaran secara umum disajikan oleh para guru terdiri:
a) fakta adalah segala yang berwujud
kenyataan dan kebenaran meliputi nama-nama obyek, peristiwa, lambang, nama
tempat, nama orang dan lain sebagainya. Contoh mulut, paru-paru.
b) konsep adalah segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran meliputi
definisi, pengertiam, ciri khusus, hakekat, inti/isi dan sebagainya. Contoh
hutan hujan tropis di indonesia sebagai sumber plasma nutfah, usaha-usaha
pelestarian keanekaragaman hayati indonesia secara in-situ dan ex-situ dsb.
c) prinsip adalah berupa hal-hal pokok
dan memiliki posisi terpenting meliputi dalil, rumus, paradigma, teori serta
hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh hukum
handy-weinberg.
d) prosedur merupakan langkah-langkah
sistimatis atau berurutan dalam melakukan suatu aktivitas dan kronologi suatu
sistem. Contoh langkah-langkah dalam menggunakan metode ilmiah yaitu merumuskan
masalah, observasi, hipotesis, melakukan eksprimen dan menarik kesimpulan.
e) sikap atau nilai merupakan hasil
belajar aspek sikap contoh pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan yaitu pengertian liungkungan komponen ekosistem lingkungan hidup
sebagai sumberdaya pembangunan berkelanjutan.
3. Melakuan Pemetaan Materi
Hasil identifikasi dipetakan dan
diorganisasikan sesuai dengan pendekatan yang dipilih (prosedural atau
hierarkis). Pemetaan materi dilakukan berdasarkan standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan (SKL). Tentu saja di
dalamnya terdapat indikator pencapaian yang telah dirumuskan pada saat menyusun
silabus. Jika ketika menyusun silabus telah terpeta dengan baik, pemetaan tidak
diperlukan lagi. Penyusun bahan ajar tinggal mempedomani yang ada pada silbus.
Akan tetapi jika belum terpetakan dengan baik, perlu pemetaan ulang setelah
penyusunan silabus.
4.
Menetapkan
Bentuk Penyajian
Langkah berikutnya yaitu menetapkan bentuk
penyajian. Bentuk penyajian dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan.
Bentuk-bentuk tersebut adalah seperti buku teks, modul, diktat, lembar
informasi, atau bahan ajar sederhana. Masing-masing bentuk penyajian ini dapat
dilihat dari berbagai sisi. Di antaranya dapat dilihat dari sisi kompleksitas
struktur dan pekerjaannya. Bentuk buku teks tentu lebih kompleks dibandingkan
dengan yang lain. Adapun yang paling kurang kompleksitasnya adalah bahan
pembelajaran sederhana.
5. Menyusun Struktur (Kerangka) Penyajian
Jika bentuk penyajian sudah ditetapkan,
penyusun bahan pembelajaran menyusun struktur atau kerangka penyajian sesuai
dengan bentuk penyajian yang dipilih. Kerangka-kerangka itu diisi dengan materi
yang telah diatetapkan. Struktur atau kerangka penyajian disusun berdasarkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta indikator yang ingin dicapai
sesuai dengan rumusan pada silabus mata pelajaran atau bidang studi.
6. Membaca Buku Sumber
Membaca buku sumber diperlukan untuk
menentukan materi yang diisikan pada kerangka struktur penyajian. Buku sumber
dapat dicari diperpustakaan atau toko-toko buku. Bahan materi ajar dapat pula
dicari melalui internet. Penyusun bahan ajar harus mampu menseleksi dan
merekayasa kembali materi yang dipilih sesuai dengan pemahaman sendiri dan
menyajikan kembali dalam gaya bahasa sendiri. Kegiatan pengisian dilakukan
setelah penyusunan Struktur Penyajian.
7. Membuat Draft Bahan Pembelajaran
Kegiatan membuat draf (termasuk
membahasakan, membuat ilustrasi, gambar) ini dilakukan bersamaan dengan
kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya. Pengisian atau penulisan materi
dalam kerangka struktur penyajian tidak harus berurutan dari bab pendahuluan
sampai bab akhir. Tapi dimulai darimana saja pada kerangka struktur penyajian
sesuai dengan materi sajian yang telah dikumpulkan.
8. Merevisi (Menyunting) Bahan Pembelajaran
Meneliti ulang draf yang telah jadi seraya
melakukan perbaikan (revisi) jika diperlukan. Materi sajian yang dianggap masih
perlu dikembangkan dan memerlukan tambahan uraian atau penjelasan dari beberapa
buku sumber perlu diberi tanda semisal penebalan dengan warna merah umpamanya.
Urutan alenia atau paragraf tulisan jika dinilai tidak logis dapat
dipertukarkan letak atau tempatnya.
9. Mengujicobakan Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran yang sudah disusun sesuai
dengan struktur kerangka penyajian itu, selanjutnya diujicobakan untuk
mengetahui tingkat kelayakannya sebagai bahan pembelajaran.Uji
kelayakan materi ajar ini dimaksudkan untuk mengvaluasi apakah dapat difahami
dan sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik. Apabila
materinya dinilai sulit, contohnya kurang relevan, uraiannya masih perlu
ditambahkan, maka materi sajiannya selanjutnya masih perlu direvisi atau
disesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Kemudian diujicobakan kembali,
jika dianggap sudah layak dan dapat diterima oleh pesrta didik, maka
selanjutnya dilakukan rivisi ulang dan finalisasi.
10.
Merevisi dan Menulis Akhir
(Finalisasi)
Melakukan perbaikan terhadap materi draf
yang telah diujicobakan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Kemudian
melakukan kegiatan penulisan akhir (finalisasi). Selanjutnya setelah prosedur
sebagaimana tersebut telah dilakukan, maka bahan ajar berupa buku teks, modul,
diktat, atau bahan ajar sederhana dapat dipergunakan secara konsisten atau
berkelanjutan untuk pembelajarkan peserta didik.
C.
Contoh Model Silabus Berkelanjutan
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan
pembelajaran danpengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu
mata kuliah. Silabusini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran
standar kompetensi ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian hasil belajar.
B.
Kritik dan Saran
Bila ada kesalahan dalam
pembuatan makalah salah tolong berikan input-inputnya agar pembuatan makalah
saya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Dikdasmenum, 2004, Pedoman
Umum Pemilihan dan Pemanfaatan bahan Ajar, Depdiknas: Jakarta.
Gintings, Abdorrakhman, 2008,
Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Humaniora: Bandung.
Pannin, Paulina dan Purwanto, 2001, Penulisan Bahan Ajar, Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas: Jakarta.
Prastowo, Andi, 2011, Panduan
Kreaftif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Diva Press: Jogjakarta