topbella

Jumat, 27 Mei 2016

Ayo manfaatin kuota buat dapet pulsa..

Saya mau berbagi pengalaman bahwa ada aplikasi yang bisa membuat kuota menjadi pulsa.. Saya sudah mencoba dan merasakan keuntungannya... Penasaran?! Ikuti caranya di bawah ini...
Ada dua cara mengubah kuota menjadi pulsa yaitu dengan menggunakan aplikasi di bawah ini, sebenarnya ada banyak aplikasi dengan fungsi yang sama, namun aplikasi yang saya bagikan ini adalah yang paling cepat dan simpel penggunaannya yaitu :
1. Aplikasi penghasil uang khusus kartu tri berupa lock screen,, hanya tinggal geser untuk membuka kunci anda bisa dapat uang. Dari buka lockscreen ini kamu bisa mndapatkan 20 poin, bukan hanya lockscreen saja, anda juga bisa dapat poin dari membuka berita umumnya poin dari berita adalah 150, bagus bangetkan slain bisa nambah wawasan nambah penghasilan pula :) dan cara yang terakhir yaitu anda bisa dapet poin dari menginstal aplikasi umumnya ngasih 1000 poin. Minimal poin yang bisa ditukar dengan pulsa adalah 5500 untuk pulsa 5000. Mudah bukan?! :) download aplikasinya di sini https://invite.cashtree.id/ps3ko7
2. Aplikasi bernama mcent.. Untuk mendapatkan uang anda harus menginstal aplikasi yang disediakan, aplikasi yang disediakan memiliki poin yang berbeda-beda, mulai 50 - 5000 per aplikasi. Poin minimal yang bisa ditukar adalah 1000 untuk pulsa 1000 khusus kartu tri, dan 5000 poin untuk pulsa 5000 kartu jenis lain. Download aplikasi mcent di sini https://mcent.com/app/?mcode=8I0DC8&tcx=OTHR
Selamat mencoba... Smoga bermanfaat :)

Kamis, 26 Mei 2016

Pengembangan Silabus Berkelanjutan

Nama Mahasiswa   : Krida Salsabila
NIM                         : 13.03.2889
Fakultas                   : Tarbiyah
Jurusan                    : Pendidikan Agama Islam
Kelas                        : 6 B
Nama Mata Kuliah : Pengembangan Silabus
Dosen Pengampu    : Dr. H. Dadang Gani, S.Pd.I., M.Ag.
Waktu                      :

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim .
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: Pengembangan Silabus Berkelanjutan.
Dalam pengerjaan makalah ini, kami kerjakan dengan semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang kami miliki, berusaha agar dapat menghasilkan makalah yang terbaik, walaupun demikian kami  menyadari bahwa hasil penulisan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan dan bekal pengalaman bagi kami di masa yang akan datang.
Juga dengan rasa hormat menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu baik berupa moril maupun materil dalam penulisan makalah ini, terutama kepada dosen khususnya dosen mata kuliah:"Pengembangan Silabus, yaitu Dr. H. Dadang Gani, S.Pd.I., M.Ag.
Akhir kata dari kami, semoga keberadaan makalah  ini bermanfaat bagi rekan-rekan khususnya bagi kami selaku penyusun.
Wassalamualaikum Wr. Wb


                                                                                            Ciamis,    Mei 2016


                                                                                             Penyusun


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Tujuan Penulisan
D.  Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.  Prosedur Penyusunan Silabus Berkelanjutan
B.  Prosedur Penyusunan Bahan Pembelajaran
C.  Contoh Model Silabus Berkelanjutan
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana untuk pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dengan merencanakan program pengajaran lebih baik, terperinci dan terencana. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan perangkat pemelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang keberhasilan pembelajaran di kelas yang berisi mengenai infornasi proses pembelajaran di kelas. Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media dan sumber belajar. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengembangan silabus untuk pembelajaran yang lebih baik. 
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran danpengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata kuliah. Silabusini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran standar kompetensike dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Dengan demikian pengembangan silabus ini minimal harus mampu menjawab apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik,bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut, dan bagaimana cara mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu.Silabus akan sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Selain itu, juga menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Dengan berpedoman pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa saja prosedur penyusunan silabus berkelanjutan?
2. Apa saja prosedur penyusunan bahan pembelajaran?
3. Apa saja contoh model silabus berkelanjutan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik pemimpin dalam islam.
2. Untuk mengetahui cara memilih pemimpin dalam islam.
3. Untuk mengetahui  akhlak kepemimpinan dalam islam.
4. Untuk mengetahui peraturan pemimpin menurut islam.

D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini metode penulisan yang kami gunakan adalah metode kepustakaan, dengan mencari bahan-bahan materi dari berbagai sumber, baik media cetak ataupun internet.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Prosedur Penyusunan Silabus Berkelanjutan
Prosedur penyusunan silabus berkelanjutan ada beberapa macam antara lain:
1.    Prinsip Pengembangan Silabus
·     Ilmiah (Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan)
·      Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik)
·    Sistematis (Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi
·  Konsisten (Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian)
·   Memadai (Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian KD)
·    Aktual dan Kontekstual (Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi)
·  Fleksibel (Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat)
·     Menyeluruh (Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor)
2.    Unit Waktu Silabus
·   Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk setiap mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
·  Penyusunan silabus suatu mata pelajaran memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3.    Pengembangan Silabus
·    Pengembangan silabus dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada satu sekolah atau beberapa sekolah pada kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
4.    Komponen Silabus
·    Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai, meliputi :
a.    SK
b.    KD
c.    Indikator
d.   Materi Pembelajaran
·  Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi, memuat pokok pokok kegiatan dalam pembelajaran.
·      Komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian kompetensi, mencakup :
a.    Teknik Penilaian :
*Jenis Penilaian
*Bentuk Penilaian
b.    Instumen Penilaian
·      Komponen Pendukung, terdiri dari :
a.    Alokasi waktu
b.    Sumber belajar
5.    Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
·      Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
·      Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
·      Melakukan Pemetaan Kompetensi
·      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
·      Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
·      Penentuan Jenis Penilaian
·      Menentukan Alokasi Waktu
·      Menentukan Sumber Belajar
·      Pengembangan Silabus Berkelanjutan
6.    Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
·      Keterkaitan antara SK dan KD dalam mata pelajaran
·      Keterkaitan antar KD pada mata pelajaran
·      Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi
7.    Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
·      Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan:
a)    Potensi peserta didik
b)   Karakteristik mata pelajaran
c)    Relevansi dengan karakteristik daerah
d)   Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spritual peserta didik
e)    Kebermanfaatan bagi peserta didik
f)    Struktur keilmuan
g)   Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
h)   Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
i)     Alokasi waktu.
8.    Melakukan Pemetaan Kompetensi
·      Mengidentifikasi SK, KD dan materi pembelajaran
·      Mengelompokkan SK, KD dan materi pembelajaran
·      Menyusun SK, KD
9.    Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
·      Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah:
a)  Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru), agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b)  Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai KD.
c) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
d)   Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi.
10.     Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
·    Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
·  Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
·  Kata Kerja Operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkret ke abstrak (bukan sebaliknya).
·      Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator.
11.     Penentuan Jenis Penilaian
·      Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
·  Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, dan penilaian diri.
12.     Menentukan Alokasi Waktu
·     Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
·    Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
13.     Menentukan Sumber Belajar
·    Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penulisan buku sumber harus sesuai kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia.
·  Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
14.     Pengembangan Silabus Berkelanjutan
·    Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menentukan bahan ajar dalam berbagai bentuk (Lembar Kerja Siswa, Lembar Tugas Siswa, Lembar Informasi, dan lain-lain), sesuai dengan strategi pembelajaran dan penilaian yang akan digunakan.

B.  Prosedur Penyusunan Bahan Pembelajaran
Prosedur Penyusunan Bahan pembelajaran antara lain:
1.    Memahami Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Silabus, Program Semester, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun bahan pembelajaran adalah memahami standar isi (Permen 22/2006) berarti memahmai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini telah dilakukan guru ketika menyusun silabus, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Memahami standar kompetensi lulusan (Permen 23/2006) juga telah dilakukan ketika menyusun silabus. Walaupun demikian, ketika menyusun bahan pembelajaran, dokumen-dokumen tersebut perlu dihadirkan dan dibaca kembali. Hal itu akan membantu penyusun bahan ajar dalam mengaplikasikan prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Selain itu, penyusunan bahan ajar akan terpandu ke arah yang jelas, sehingga bahan ajar yang dihasilkan benar-benar berfungsi.
2.    Mengidentifikasi Jenis Bahan Pembelajaran Berdasarkan Pemahaman terhadap Poin
Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran dilakukan agar penyusun bahan pembelajaran mengenal dengan tepat jenis-jenis materi pembelajaran yang akan disajikan. Jenis materi pelajaran secara umum disajikan oleh para guru terdiri:
a)  fakta adalah segala yang berwujud kenyataan dan kebenaran meliputi nama-nama obyek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang dan lain sebagainya. Contoh mulut, paru-paru.
b)   konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran meliputi definisi, pengertiam, ciri khusus, hakekat, inti/isi dan sebagainya. Contoh hutan hujan tropis di indonesia sebagai sumber plasma nutfah, usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati indonesia secara in-situ dan ex-situ dsb.
c)   prinsip adalah berupa hal-hal pokok dan memiliki posisi terpenting meliputi dalil, rumus, paradigma, teori serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh hukum handy-weinberg.
d) prosedur merupakan langkah-langkah sistimatis atau berurutan dalam melakukan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh langkah-langkah dalam menggunakan metode ilmiah yaitu merumuskan masalah, observasi, hipotesis, melakukan eksprimen dan menarik kesimpulan.
e) sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap contoh pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan yaitu pengertian liungkungan komponen ekosistem lingkungan hidup sebagai sumberdaya pembangunan berkelanjutan.
3.    Melakuan Pemetaan Materi
Hasil identifikasi dipetakan dan diorganisasikan sesuai dengan pendekatan yang dipilih (prosedural atau hierarkis). Pemetaan materi dilakukan berdasarkan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan (SKL). Tentu saja di dalamnya terdapat indikator pencapaian yang telah dirumuskan pada saat menyusun silabus. Jika ketika menyusun silabus telah terpeta dengan baik, pemetaan tidak diperlukan lagi. Penyusun bahan ajar tinggal mempedomani yang ada pada silbus. Akan tetapi jika belum terpetakan dengan baik, perlu pemetaan ulang setelah penyusunan silabus.
4.    Menetapkan Bentuk Penyajian
Langkah berikutnya yaitu menetapkan bentuk penyajian. Bentuk penyajian dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bentuk-bentuk tersebut adalah seperti buku teks, modul, diktat, lembar informasi, atau bahan ajar sederhana. Masing-masing bentuk penyajian ini dapat dilihat dari berbagai sisi. Di antaranya dapat dilihat dari sisi kompleksitas struktur dan pekerjaannya. Bentuk buku teks tentu lebih kompleks dibandingkan dengan yang lain. Adapun yang paling kurang kompleksitasnya adalah bahan pembelajaran sederhana.
5.    Menyusun Struktur (Kerangka) Penyajian
Jika bentuk penyajian sudah ditetapkan, penyusun bahan pembelajaran menyusun struktur atau kerangka penyajian sesuai dengan bentuk penyajian yang dipilih. Kerangka-kerangka itu diisi dengan materi yang telah diatetapkan. Struktur atau kerangka penyajian disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta indikator yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan pada silabus mata pelajaran atau bidang studi.
6.    Membaca Buku Sumber
Membaca buku sumber diperlukan untuk menentukan materi yang diisikan pada kerangka struktur penyajian. Buku sumber dapat dicari diperpustakaan atau toko-toko buku. Bahan materi ajar dapat pula dicari melalui internet. Penyusun bahan ajar harus mampu menseleksi dan merekayasa kembali materi yang dipilih sesuai dengan pemahaman sendiri dan menyajikan kembali dalam gaya bahasa sendiri. Kegiatan pengisian dilakukan setelah penyusunan Struktur Penyajian.
7.    Membuat Draft Bahan Pembelajaran
Kegiatan membuat draf (termasuk membahasakan, membuat ilustrasi, gambar) ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya. Pengisian atau penulisan materi dalam kerangka struktur penyajian tidak harus berurutan dari bab pendahuluan sampai bab akhir. Tapi dimulai darimana saja pada kerangka struktur penyajian sesuai dengan materi sajian yang telah dikumpulkan.
8.    Merevisi (Menyunting) Bahan Pembelajaran
Meneliti ulang draf yang telah jadi seraya melakukan perbaikan (revisi) jika diperlukan. Materi sajian yang dianggap masih perlu dikembangkan dan memerlukan tambahan uraian atau penjelasan dari beberapa buku sumber perlu diberi tanda semisal penebalan dengan warna merah umpamanya. Urutan alenia atau paragraf tulisan jika dinilai tidak logis dapat dipertukarkan letak atau tempatnya.
9.    Mengujicobakan Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran yang sudah disusun sesuai dengan struktur kerangka penyajian itu, selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui tingkat kelayakannya sebagai bahan pembelajaran.Uji kelayakan materi ajar ini dimaksudkan untuk mengvaluasi apakah dapat difahami dan sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuan peserta didik. Apabila materinya dinilai sulit, contohnya kurang relevan, uraiannya masih perlu ditambahkan, maka materi sajiannya selanjutnya masih perlu direvisi atau disesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Kemudian diujicobakan kembali, jika dianggap sudah layak dan dapat diterima oleh pesrta didik, maka selanjutnya dilakukan rivisi ulang dan finalisasi.
10.    Merevisi dan Menulis Akhir (Finalisasi)
Melakukan perbaikan terhadap materi draf yang telah diujicobakan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Kemudian melakukan kegiatan penulisan akhir (finalisasi). Selanjutnya setelah prosedur sebagaimana tersebut telah dilakukan, maka bahan ajar berupa buku teks, modul, diktat, atau bahan ajar sederhana dapat dipergunakan secara konsisten atau berkelanjutan untuk pembelajarkan peserta didik.
  
C.      Contoh Model Silabus Berkelanjutan



BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran danpengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata kuliah. Silabusini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran standar kompetensi ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.

B.  Kritik dan Saran
Bila ada kesalahan dalam pembuatan makalah salah tolong berikan input-inputnya agar pembuatan makalah saya menjadi lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Dikdasmenum, 2004, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan bahan Ajar, Depdiknas: Jakarta.
Gintings, Abdorrakhman, 2008, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Humaniora: Bandung.
Pannin, Paulina dan Purwanto, 2001, Penulisan Bahan Ajar, Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas: Jakarta.
Prastowo, Andi, 2011, Panduan Kreaftif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Diva Press: Jogjakarta
Krida Salsabila
Lihat profil lengkapku