topbella

Sabtu, 14 Mei 2016

Tafsir Al-Anbiya 25 tentang persamaan prinsip/misi risalah para Nabi dan Al-Baqarah 151 tentang peran dan fungsi risalah Nabi Muhammad SAW

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Manusia memang telah diberi hidayah oleh Allah berupa akal, namun ia tidak dapat menentukan jalan hidupnya sendiri karena kemampuan akal manusia amat terbatas. Bila manusiadibiarkan mengatur hidupnya sendiri, maka kehidupan dimuka bumi ini akan kacau karena antarasatu dan yang lain akan saling berbeda pendapat, mau mengang sendiri, dan menyalahkan oranglain.
Karena keterbatasan kemampuan manusia ini, maka Allah berkenan mengutus rasul-rasul- Nya untuk membawa risalah-Nya berupa peraturan-peraturan dan ajaran-ajaran. Peraturan dan ajaran itu harus ditaati oleh setiap orang demi terbentuknya suatu masyarakat yang aman dan tentram sehingga dengan peraturan dan ajaran itu manusia dapat membentuk dan mengembangkan peradabannya.
Setiap rosul berkewajiban menyampaikan risalahnya kepada kaum dimana ia diutus. Khusus untuk nabi Muhammad, ia harus menyampaikan risalah kepada seluruh umat manusia, karena ia tidak hanya diutus untuk kaumnya, tetapi untuk seluruh manusia. tidak masalah bila ternyata kaumnya itu menolak, kewajiban para rasul hanyalah menyampaikan risalah Allah.
Hal itu pula yang ditegaskan oleh Allah kepada Rosulullah Saw, saat beliau bersedih ketika menjumpai kaumnya menolak risalah yang disampaikan-nya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk menyembah Allah semata-mata. Dan tidak ada suatu dalil pun, baik dalil berdasarkan akal ataupun dalil yang diambil dari kitab-kitab suci yang disampaikan oleh semua rasul-rasul Allah, yang membenarkan kepercayaan selain kepercayaan tauhid kepada Allah Swt.

Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana persamaan prinsip/misi risalah para rosul menurut tafsir Qs. Al-Anbiya ayat 151?
Bagaimana tugas dan fungsi risalah Nabi Muhammad SAW berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 151?
Bagaimana Kontekstualisasi dua ayat tersebut dalam kehidupan nyata?

Manfaat dan Tujuan
Adapun tujuan dari Pembuatan Makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui persamaan prinsip/misi risalah para rosul menurut tafsir Qs. Al-Anbiya ayat 151.
Untuk mengetahui tugas dan fungsi risalah Nabi Muhammad SAW berdasarkan Qs. Al-Baqarah ayat 151.
Untuk mengetahui Kontekstualisasi dua ayat tersebut dalam kehidupan nyata.

Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini metode penulisan yang kami gunakan adalah metode kepustakaan, dengan mencari bahan-bahan materi dari berbagai sumber, baik media cetak ataupun internet.

BAB II
PEMBAHASAN

Persamaan Prinsip/Misi Kerisalahan Para Rasul
Qs. Al- Anbiya 25
Secara etimologi, risalah berarti surat yang dikirim atau karya tulis. Namun menurut terminologi syaria’at, risalah adalah ajaran-ajaran Allah SWT yang disampaikan-Nya melalui perantara seseorang atau beberapa orang rasul untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah Swt, sesamanya, dan makhluk lingkungannya.
Sebagaimana dinyatakan dalam surat al-Anbiya.25 Allah berfirman:
(((((( ((((((((((( ((( (((((((( ((( ((((((( (((( ((((((( (((((((( ((((((( (( ((((((( (((( (((((( (((((((((((((
Artinya “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".
 Allah telah berfirman bahwasanya setiap rasul akan selalu memulai dalam setiap dakwahnya dengan ajaran ketauhidan. dan mereka senantiasa berkata kepada kaumnya sembahlah allah, sekali-kali tidak ada Allah bagimu selain-nya.
Hemat penulis dengan menganalisis ayat ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tugas para Nabi dan Rasul Allah, sejak zaman Nabi Adam sampai pada zaman Nabi Muhammad adalah menegakkan tauhid yaitu meng-esakan Allah. Artinya, semua Nabi dan Rasul Allah bertugas untuk menyeru manusia untuk menyembah Allah dan melarang mempersekutukan-Nya karena tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan tak ada seorang Nabi pun yang tidak mengawali dakwahnya dengan ajakan tauhid.
Dalam tafsir al-maraghi dijelaskan bahwa sesungguhnya seluruh rasul diutus dengan membawa kemurnian ibadah dan tauhid. Allah tidak menerima selain-nya dari mereka.
Hemat penulis, bahwa tafsir ini menjelaskan bahwa Allah menerima semua ibadah dan amal yang dilakukan seseorang yang memiliki keimanan di hati bahwa hanya Allah Tuhan seluruh alam, sedangkan bila di hati seseorang tidak ada iman kepada Allah, maka sebanyak apapun amal dan ibadah yang dilakukannya akan ditolak dan menjadi sia-sia.
Selain itu,dalam tafsir jalalain dijelaskan pula lafal nuuhii dibaca yuuhaa, sehingga bahwasanya tidak ada tuhan selain aku, maka sembahlah aku olehmu sekalian, mengandung makna tauhidkanlah atau rasakanlah aku.
Sedang arti al-Islam (bahasa arab) mengandung pengertian perkataan al-Islam dan al-inqiyad serta al-ikhlas 3 sikap, yaitu : berserah diri, tunduk dan patuh dan tulus. Maka dalam Islam harus ada sikap berserah diri kepada allah yang maha Esa, bukan kepada yang lain.
Hemat penulis, dari kepercayaan terhadap adanya keesaan Allah atau tauhid yaitu pemusatan sikap pasrah secara totalitas hanya kepada allah.BDan inilah hakekat ucapan laa ilaaha ilaa llah, sehingga jika seseorang berserah diri kepada Allah dan juga kepada yang lain, dia adalah musyrik. Maka, Iman kepada Allah ini wajib diwujudkan dalam perilaku tidak beribadah kepada siapa atau apapun selain kepada Allah.
Maka ajaran al-Islam dalam pengertian semacam ini adalah esensi semua agama para nabi dan rosul. dan dari sini pula dapat dipahami bahwa penganut agama selain al-islam atau tanpa diserta sikap pasrah dan berserah diri kepada allah adalah suatu sikap yang tidak sejati dankarenanya ditolak, meskipun secara formal kemasyarakatan beragama islam. itulah yangditegaskan allah dalam surat ali Imron ayat 19 yang artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah islam”.
Sikap berserah diri kepada "Tuhan yang dalam bahasa arab disebut al-Islam adalahmerupakan esensi semua agama yang benar, sebagaimana umat terdahulu yang telah menerima kitab suci dari Allah melalui para nabi dan rosul-nya, yang dalam istilah teknis disebut ahl al- Kitab, kemudian mereka berselisih. Hal ini sesuai dengan ungkapan surat ali Imron ayat 19 yang artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Dalam kaitannya dengan ayat tersebut, Muhammad Asad menyatakan bahwa masyarakat-masyarakat itu semula menganut doktrin kemaha-Esaan Allah dan berpandangan bahwa sikap berserah diri manusia kepada-Nya Islam dalam makna aslinya adalah esensi semua agama yang benar. Perbedaan pendapat yang terjadi sesudahnya adalah akibat kebanggaan sekretarian dansikap saling menolak. Adanya persamaan prinsip dasar pengakuan terhadap adanya keesaan Allah atau tauhiddan konsekuensi logikanya yaitu islam atau sikap berserah diri kepada-Nya bagi semua agamayang dibawa oleh para Nabi dan Rasul termasuk sejak sebelum islam dibawah oleh NabiMuhammad saw, maka tampaklah terdapat titik temu pada semua agama tersebut, yaitu terletak  pada agama islam, sikap berserah diri secara tulus kepada Allah. tanpa adanya sikap berserah diri kepada Allah ini, berarti pula tidak adanya pengakuan terhadap adanya keesaan Tuhan. dan sikap berserah diri kepada Allah itulah merupakan satu-satunya sikap keagamaan yang benar, dan sebaliknya sikap selain itu, dengan sendirinya tertolak.
Tauhid itu merupakan kaidah dasar dari kaidah, sejak Allah mengutus para rasul kepadamanusia. "idak ada perubahan dan pergantian dalam perkara itu, yaitu pengesaan Allah yang mengatur dan Allah yang disembah. Jadi, tidak terpisah antara keyakinan rububiyah dan uluhiah. Maka, tidak ada tempat sedikitpun untuk melakukan syirik dalam perkara uluhiah dan perkara ibadah. itu merupakan kaidah yang tetap dan konsisten sebagaimana kokoh dan konsistennya sistem alam semesta yang berhubungan dengan sistem akidah ini. Bahkan, system akidah merupakan bagian dari sistem alam semesta.
Persamaan prinsip ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan rosul itu, yang menjadi inti ajarannya, yaitu ajaran tauhid, tauhid Pengesaan Allah merupakan dasar ajaran agama, yang mana Allah tidak menerima ajaran-ajaran agama golongan umat terdahulu sampai sekarang yangtidak disertai dengan dasar tauhid. oleh karena itu, Allah mengutus para rasul dan menurunkankitab-kitab suci.tauhid merupakan suatu kepercayaan terhadap adanya keesaan Tuhan. semua Nabi dan rosul sejak Nabi Adam as, sampai Nabi Muhammad saw menyeru kepada manusia untuk meyakini atau mempercayai kepada keesaan Tuhan, dan menyeru tentang keharusan manusiauntuk tunduk hanya kepada-Nya saja.

Tugas dan Fungsi Risalah Nabi Muhammad SAW
Menurut Qs. Al-Baqarah : 151
(((((( ((((((((((( ((((((( ((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((((( (((((((((((((( (((((((((((((( ((( (((( (((((((((( ((((((((((( (((((  

151. “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Hemat penulis, ayat ini menyatakan bahwa kesempurnaan Allah kepada manusia telah sempurna dipandang dari segi rohmat Allah yang telah menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna dan yang paling diridhoi serta telah diutusNya Nabi terakhir sebagai pembawa risalah kebenaran sebagai petunjuk bagi manusia yang mengharapkan keberuntungan di dunia maupun di akhirat. adapun perincian nikmat yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Dengan penjelasan sebagai berikut:
Nikmat Allah untuk menghadap ke kiblat dan penyempurnaan syari’at bukanlah hal yang baru dan bukan pertama kali, bahkan dia juga telah memberikan ushulu ni’am. Asas nikmat dan penyempurnanya, yaitu dengan mengutus seorang rasul yang sudah dikenal nasabnya, kejujurannya, amanahnya, kesempurnaan dan sikap tulusnya.
Ayat-ayat tersebut menerangkan mana yang hak dan mana yang batil, mana petunjuk dan mana kesesatan, menerangkan tentang tauhid, tentang kebenaran rosul-Nya sertakewajiban beriman kepadanya, menerangkan tentang hari kiamat dan hal-hal ghaib sertamenerangkan syariat untuk maslahat mereka di diunia sehingga mereka memperoleh hidayah yang sempurna dan ilmu yang yakin..
Maksudnya menyucikan akhlak dan jiwa mereka dengan mendidiknya di atas akhlak yang mulia dan membersihkannya dari akhlak yang tercela yang mengotori jiwa.Misalnya dengan membersihkan mereka dari syirk kepada tauhid, dari riya kepada ikhlas, dari dusta kepada kejujuran, dari khianat kepada amanah, dari sombong kepada tawadhu dan dari semua akhlak buruk kepada akhlak yang mulia serta perbaikan- perbaikan lainnya.rosul dengan agama islamnya membersihkan masyarakat dari riba, memakan yangharam, menipu, merampas, dan menyerobot hak orang lain yang semuanya itu merupakan kotoran yang melumpuri ruh, perasaan, masyarakat, dan kehidupan. Islam membersihkan mereka dari ke zdoaliman dan ke aniayaan serta menyebarkan keadilan dan kebersihan, yang belum pernah didengarnya di bawah naungan islam, hukum dan system islam, antara lain:
Sebagai Pembawa dan penyempurna ajaran
Nabi-nabi diutus oleh Allah untuk menjadi penghubung antara manusia dengan Penciptanya. Allah ingin agar manusia dapat memenuhi segala kebutuhannya, baik itukkebutuhan fisik maupun kebutuhan naluriah, secara benar sesuai dengan tujuan penciptaannya .
Sebagai Penyampaian Ajaran
Risalah yang diterima oleh Nabi Muhammad saw, yakni berupa Al-qur’an, tidak hanya diperuntukkan bagi beliau sendiri, namun juga untuk disampaikan kepada umat Beliau,yakni seluruh umat manusia. Sejak beliau menerima risalah tersebut sampai beliau meninggal selama 23 tahun 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah, ajaran-ajaran tersebut disampaikan kepada umat manusia sekaligus dipraktikkan 3melalui sunnah,yang tujuannya ialah memberikan kebahagiaan kepada umat manusia. Namun, sepeninggal beliau, tugas tersebut tidak akan pernah berhenti, namun harustetap dilanjutkan oleh umatnya. Ajaran islam adalah ajaran universal yang ditujukankepada seluruh umat manusia pada seluruh zaman. tugas yang terakhir ini menjadi tugas kita semua.
Sebagai Pemimpin Masyarakat
Selain bertugas membawa ajaran dan menyampaikan ajaran yang beliau terima, beliau juga bertugas memimpin masyarakat, dalam hal ini masyarakat Madinah, untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan, baik itu Muslim maupun non-Muslim. Berbagaitugas pemerintahan yang mencakup politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dankeamanan beliau pimpin. syariat islam telah membimbing beliau untuk melaksanakan tugas-tugas itu secara sempurna pada zaman beliau dan wahyu pula yang memberikan panduan dan arahan kepada pemimpin-pemimpin setelah beliau untuk melanjutkan estafet dari tugas-tugas beliau ini. Karena syariat islam telah memiliki dasar-dasar yang sempurna untuk mewujudkan kemaslahatan, yakni pemeliharaan atas Agama (hifzudin “jiwa”), (hifzunnasl “keturunan”), (hifzul mal “harta”), (Hifzul Aql “akal”).

Kontekstualisasi
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa semua Nabi sejak zaman Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW membawa beban yang sama dari Allah yaitu ajaran tauhid yaitu meng-Esa-kan Allah. Meskipun ajaran yang dibawa Nabi sama, faktanya agama yang dianut jadi berbeda-beda, ada yang menyembah Allah, menyembah api, yesus, patung, sapi dll semua itu terjadi karena ulah manusia yang terkena bisikan syetan dan para pembantunnya yang telah dengan sengaja menyesatkan manusia lainnya dengan cara berdusta, mengubah firman Allah sehingga mereka jauh dari jalan yang benar. Di sisi lain Islam saat ini dipropaganda sebagai teroris oleh media sekuler yang umumnya dikuasai media nonmuslim dan sayangnya propaganda ini dapat mempengaruhi warga dunia bahwa Islam adalah agama yang radikal. Sehingga sulit bagi orang awam untuk kembali ke agama yang benar yaitu Islam seperti dalam QS. Ali Imran ayat 19 yang artinya:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”, Lalu QS. Al-anbiya ayat 25 ini seolah memberi titik terang bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalan-Nya. Seandainya manusia mau kembali ke jalan yang benar yaitu memeluk Islam maka jangan lihat apa yang umatnya lakukan tapi lihat dan pahami landasan agamanya yaitu kitab, kitab yang masih murni baik itu kitab agama Islam, kitab agama kristen, kitab agama budha dan lainnya. Pada dasarnya di dalam kitab semua agama mengajarkan tauhid meskipun dalam bahasa lain dan mengajak manusia kepada kebenaran, seandainya ditaati dan Allah memberikan hidayah maka akan sampai kepada Islam.
Namun disayangkan pula saat tak sedikit pula para pembesar agama menyelewengkan tugasnya atau berbohong untuk kepentingannya sendiri. Ada ulama yang berdakwah demi mendapatkan harta sehingga menyebarkan Islam yang dengan tidak ikhlas seperti tidak akan ceramah atau menjadi tidak bersemangat bila tidak ada bayaran, atau yang paling parah bila telah mendapat hidayah malah keluar dari Islam. contoh kecil dikalangan mahasiswa salah satunya seperti tidak mau memberikan ilmu agamanya bila tidak di depan forum besar agar keliatan eksis dan biar terkenal katanya (padahal Allah melaknat orang yang menyembunyikan ilmunya dan juga ini bertentangan dengan hadits Rasulullah yang artinya “sampaikanlah walau satu ayat”).
Menurut Al-quran surat Al-Anbiya ini tugas para Nabi adalah menyampaikan tauhid. Kita bisa membayangkan bagaimana beban para Nabi yang menyebarkan agama tauhid pastinya bukan di daerah yang beriman kepada Allah (kalau Allah mengutus para rosul di daerah yang masyarakatnya sudah beriman kan sama aja bohong) situasi yang berbeda di kala bertemu pasti akan ada suatu bentrokan dan ketegangan, yang menjadi sasaran bentrokan itu adalah Nabi bukan saja hanya mendapat siksaan mental maupun fisik bahkan juga dibunuh namun mereka tetap melaksanakan tugas dari Allah. Para Nabi adalah uswatun hasanah bagi kita. Maka, kita harus hidup kuat seperti mereka ikhlas menjalani cobaan, tetap bersyukur dikala suka maupun duka. Namun kita lihat juga di berita dan surat kabar kejadian murid sma bunuh diri atau jadi gila karena diputuskan pacarnya, seorang anak membunuh temannya karena hutang 1000 rupiah, itu cukup membuktikan betapa manusia zaman sekarang bermental rapuh dan goyah serta sudah tidak menghargai lagi arti sebuah nyawa manusia dibandingkan dunia yang fana.
Unsur yang terkandung pada ayat di atas adalah unsur tauhid yaitu yang berbunyi laa illaha illa llah kalimat yang mutlak dan menyelamatkan manusia dari praduga-praduga jahiliyah beban-beban animisme dan tekanan kurafat. Sudah tidak zaman dan tidak relevan lagi apabila menyembah kepada pohon besar, patung-patung, jimat dan lain sebagainya. hanya kepada Allahlah Tuhan yang wajib disembah. orang yang masih percaya takhayul, percaya khurafat, memohon kekayaan kepada pohon besar, berdo’a kepada kuburan dan menyediakan sesajen di tempat-tempat yang dianggap keramat dan sebagainya adalah orang orang yang amalnya akan ditolak dan akan menjadi sia-sia.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Qs. al- anbiya. 25  Menjelaskan bahwa persamaan prinsip ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan rosul itu, yang menjadi inti ajarannya, yaitu ajaran tauhid, tauhid Pengesaan Allah merupakan dasar ajaran agama, yang mana Allah tidak menerima ajaran-ajaran agama golongan umat terdahulu sampai sekarang yang tidak disertai dengan dasar tauhid.
Qs. Al-baqarah. 151. Menjelaskan bahwa mengenai tugas dan fungsi Kerisalahan NabiMuhammad saw yaitu menyucikan akhlak dan jiwa mereka dengan mendidiknya di atas akhlak yang mulia dan membersihkannya dari akhlak yang tercela yang mengotori jiwa.

Kritik dan Saran
Jika ada kesalahan dalam pembuatan makalah yang kami buat mohon berikan input-inputnya agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

H.M. Quraish Shihab, 1992.Membumikan Al-Qur’an, Mizan: Bandung
H.Abudin Nata, 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan,PT.Raja Grafindo Persad: Jakarta
Kitab Al-Qura’an Surat al-anbiya.25 dan Surat al-baqorah.151
Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, Gema Insani: Jakarta
Sayyid Quthb, 2000. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an jilid I, PT.Gema Insani: Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

Krida Salsabila
Lihat profil lengkapku